Laman

Sabtu, 08 Desember 2012

Islam Muhammad

Sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diangkat menjadi Nabi, Makkah adalah satu kota kecil yang terpencil di Jazirah Arab. Pada waktu itu, keadaan politik, sosial, ekonomi, bahkan budaya setempat banyak dipengaruhi oleh dua kekuatan besar, Romawi dan Persia.

Dalam bidang agama, masyarakat Arab biasa memandang orang-orang Kristen dan Yahudi sebagai pewaris para Nabi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki kitab-kitab suci. Karena itu, mereka menyebut orang-orang Kristen dan Yahudi sebagai ahlul kitab.

Meski demikian, sebagian dari mereka pun menyadari bahwa tradisi yang dibawa oleh Nabi Ibrahim bukan seperti yang dipraktekkan orang-orang Kristen dan Yahudi itu. Bukan pula kepercayaan-kepercayaan yang meyakini bahwa ada banyak Tuhan atau dewa di alam ini. Agama Ibrahim adalah istilah yang dipakai untuk menyebut ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.

Agama Ibrahim Agama Tauhid

Agama Ibrahim adalah agama tauhid yang lurus atau diistilahkan dengan al-millah al-hanifiyyah. Dalam agama itu, hanya Allah ta'ala yang berhak untuk disembah. Karena itulah agama Ibrahim adalah agama monoteis yang masih murni. Akan tetapi, banyak orang menilai bahwa ajaran monoteisme seperti itu dimulai sejak Nabi Ibrahim menyampaikan risalahnya. Padahal, penilaian seperti ini tentu saja keliru. Ibrahim bukan rasul pertama yang menyerukan tauhid.

Allah subhana wa ta'ala berfirman,

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُوراً

"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya. Dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (Q.S. An-Nisa': 163).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, menceritakan tentang umat manusia yang berbondong-bondong pada hari Kiamat nanti mendatangi Nabi Adam 'alaihis salam untuk memintakan syafaat kepada Allah ta'ala buat mereka,

فَيَأْتُوْنَ آدَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُوْلُوْنَ: أَنْتَ آدَمُ أَبُو الْخَلْقِ. خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَنُفِخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ. وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوْا لَكَ. اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّكَ حَتَّى يُرِيْحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا. فَيَقُوْلُ: لَسْتُ هُنَا كُمْ. فَيَذْكُرُ خَطِيْئَتَهُ الَّتِي أَصَابَ. فَيَسْتَحْيِ رَبَّهُ مِنْهَا. وَلَكِنِّ ائْتُوْا نُوْحًا. أَوَّلَ رَسَوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ. قَالَ فَيأْتُوْنَ نُوْحًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَيَقُوْلُ: لَسْتُ هُنَا كُمْ. فَيَذْكُرُ خَطِيْئَتَهُ الَّتِي أَصَابَ فَيَسْتَحْيِ رَبَّهُ مِنْهَا

"Maka mereka pun mendatangi Nabi Adam shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka berkata, 'Anda Adam bapak manusia. Allah menciptakan anda dengan tanganNya langsung. Ruh yang ditiupkan ke dalam jasad anda berasal dari ruhNya. Dan Allah menitahkan para Malaikat lalu mereka pun sujud kepada Anda. Jadi, mintakan syafaat buat kami kepada Tuhan anda agar kami dapat merasa lega di tempat kami ini.' 'Bahkan aku pun bukan orang yang pantas,' jawab Nabi Adam. Ia lalu menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan. Karena itulah, ia malu untuk memintakan syafaat buat mereka kepada Allah. 'Tapi, coba ke Nuh Rasul yang pertama itu,' saran Nabi Adam. Mereka pun kemudian mendatangi Nabi Nuh shallallahu 'alaihi wa sallam. 'Aku pun demikian—bukan aku,' elak Nabi Nuh. Ia pun menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya dulu. Karena itulah, ia juga malu untuk memintakan syafaat kepada Allah untuk mereka." [H.R. Al-Bukhari no. 44, Muslim no. 193].

Dalam perkembangan yang terjadi, keyakinan seperti itu banyak mendapat tentangan dari pelbagai pihak. Seiring dengan proses penyebaran agama monoteis yang meluas di muka bumi ini, bentuk-bentuk penentangan yang muncul tersebut lambat laun berubah menjadi upaya-upaya penyelarasan dan pencampuran (sinkretisme) antara ajaran Islam yang datang dari Allah-Rasulullah dan tradisi-tradisi setempat serta agama-agama yang telah mapan sebelum Islam datang.

Keadaan Masyarakat Makkah

Muhammad dilahirkan pada 570 M. Ia berasal dari salah satu keluarga terpandang di Makkah. Ayahnya adalah Abdullah, salah satu putra Abdul Muththalib. Mereka semua masih termasuk cucu-cucu keturunan Nabi Ismail 'alaihis salam. Karena itu, mereka dihormati dan disegani oleh penduduk kota Makkah.

Masyarakat Makkah adalah masyarakat kesukuan. Mereka berasal dari lingkaran genealogis yang beranak-pinak menempati wilayah Makkah dan berkembang seiring bertambahnya waktu. Ada beberapa moyang yang menurunkan keturunan. Masing-masing keturunan mereka memegang peran penting pada masa Muhammad dilahirkan di Makkah. Dalam rangka merebut pengaruh yang ada, tidak jarang keturunan satu moyang menyerang keturunan moyang yang lain. Dari situ, muncullah perang antar suku.

Dilihat dari mata pencaharian, kebanyakan mereka adalah para pedagang. Hidup di sekitar mereka kelompok-kelompok yang menggembalakan ternak. Puisi dan perang adalah dua hal yang menjadi kebanggaan mereka. Dengan keadaan seperti inilah, orang-orang Makkah lebih membutuhkan anak laki-laki daripada anak perempuan untuk mempertahankan keberadaan suku, harga diri, hewan ternak, dan juga puisi. Para penyair terkenal muncul dari kalangan laki-laki.

Muhammad tumbuh seperti halnya laki-laki Makkah tumbuh. Beliau belajar menggembalakan kambing dan memperdagangkan berbagai macam dagangan. Ketika terjadi perang antar suku di Makkah, beliau pun turut serta berperang dengan mereka.

Wahyu Sebagai Dasar Aturan

Baru pada umur 40 tahun, Muhammad mendapatkan wahyu. 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Q.S. Al-Alaq: 1-5).

Lima ayat yang dibawa Jibril itu menandai pengangkatannya menjadi seorang Nabi. Tidak lama kemudian, Jibril turun membawa lima ayat lain yang menandai pengangkatan Muhammad menjadi seorang Rasul.

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ * قُمْ فَأَنذِرْ * وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ * وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ * وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ 

"Hai orang yang berselimut. Bangun lalu berilah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah." (Q.S. Al-Muddatstsir: 1-5).

Sejak saat itu, Muhammad menerima dan menyampaikan wahyu sampai kemudian meninggal dunia pada umur 63 tahun.

Wahyu yang Allah turunkan tidak dalam bentuk utuh dan langsung jadi. Ayat demi ayat diturunkan sesuai dengan keadaan masyarakat yang dituju. Meski demikian, ada banyak kebiasaan orang-orang Arab yang diadaptasi ke dalam ajaran-ajaran Islam dan dibakukan menjadi bagian Islam sampai hari Kiamat nanti. Demikian pula, ada banyak kebiasaan-kebiasaan mereka yang dihapus oleh Allah lewat wahyu-wahyu yang turun.

Tugas Rasulullah hanya menjalankan perintah Allah. Islam yang diajarkannya menyentuh berbagai segi kehidupan mereka. Lewat langkah-langkah perlahan, beliau menyampaikan dasar-dasar aturan untuk mereka dan orang-orang setelah mereka. Terkait kebiasaan-kebiasaan negatif, beliau melarang dan menghapus sejumlah kebiasaan untuk mereka dan juga orang-orang setelah mereka.

Sebelum meninggal dunia dalam umur 63 tahun, dapat dikatakan bahwa Rasulullah telah meletakkan dasar-dasar penting dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Semua dasar-dasar yang dimaksud adalah penting untuk dipegang oleh siapa pun yang memeluk Islam sampai hari Kiamat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar