Dalam sejarah Islam, Khawarij tercatat sebagai kelompok
pertama yang menyempal dari barisan kaum muslimin waktu itu. Pembelotan mereka
memulai rangkaian perpecahan terus-menerus yang terjadi pada kaum muslimin. Meski
mereka bukan penyebab utama, keburukan dan kejahatan mereka mendatangkan banyak
petaka bagi umat Islam.
Kata Khawarij adalah bentuk plural
kata khariji.
Dalam morfologi bahasa Arab, khariji tergolong sebagai isim subjek atau fa’il. Karena isim subjek, kata ini
memiliki asal kata, yaitu kharaja-yakhruju yang berarti keluar, sebuah kata verba
tak-butuh objek. Dari situ, Khawarij dapat dipastikan bermakna orang-orang yang
keluar.
Dalam prakteknya, istilah Khawarij
dipakai untuk menyebut siapa saja yang melepaskan ketaatan dari penguasa sah
kaum muslimin, meskipun sekedar menyebarkan aib-aib pemimpin itu, baik lewat
ucapan, tulisan atau demonstrasi di depan publik. Biasanya, puncak dari
tindakan-tindakan seperti itu adalah menggunakan senjata untuk memberontak
terhadap pemimpin kaum muslimin.
“Setiap pemberontak terhadap penguasa
sah,” jelas Asy-Syahrastani dalam Al-Milal
wa An-Nihal,
“yang kaum muslimin sepakat atasnya
disebut sebagai Khawarij. Sama saja, dia memberontak kepada khulafa’ ar-rasyidin pada masa para sahabat (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) atau
kepada penguasa setelah masa mereka (masa tabi’in)
atau juga kepada penguasa-penguasa di setiap masa.”
Akan tetapi, pengertian Khawarij tidak
hanya sampai di situ. Sebutan Khawarij, biasanya, identik dengan orang-orang
yang gampang mengafirkan para pelaku dosa-dosa besar selain syirik. Bahkan,
para pemimpin sah dan juga ulama kaum muslimin turut dikafirkan hanya karena
melakukan sesuatu yang itu dinilai sebagai dosa besar oleh orang-orang
Khawarij.
Dengan pengertian itu, akan masuk pula
sebagai Khawarij setiap orang yang mengikuti prinsip-prinsip dan cara-cara
mereka atau hanya sekedar membenarkan pemahaman mereka serta orang-orang yang
menghalalkan jiwa-jiwa kaum muslimin sendiri, meski atas nama jihad fi sabilillah dan amar ma’ruf nahi munkar.
Sepanjang sejarah, orang-orang
Khawarij dikenal lewat beberapa sebutan, seperti Muhakkimah, Haruriyah,
Mukaffirah, Al-Wa’idiyah, Sabaiyyah, Syurrat, ahlu Nahrawan, Al-Mariqah, dan
An-Nashibah. Akan tetapi, sebutan-sebutan itu bukan nama-nama kelompok
Khawarij.
Karena alasan-alasan tersendiri,
Khawarij terpecah menjadi kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok itu
dinamakan sesuai dengan nama masing-masing pemimpin kelompok. Di antara
kelompok-kelompok pecahan Khawarij yang muncul di awal-awal peradaban Islam
adalah Al-Azariqah, An-Najadat Al-‘Adziriyah, Al-Baihasiyah, Al-‘Ajaridah,
Ats-Tsa’alibah, Al-Ibadhiyah, Ash-Shufriyah Az-Ziyadiyah.
Tentang kelompok Khawarij itu, dapat
dikatakan, semakin belalu masa, semakin berpecah mereka. Demikian pula, semakin
berpecah, akan semakin beragam nama-nama yang mereka miliki. Kita bisa saksikan
itu sekarang.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar